Tuesday 10 March 2015

Perempuan Yang Memahat Sebongkah Balok Es Di Perempatan Jalan Jantung Kota

Dia memahat bongkahan balok es tepat diteriknya matahari. Di perempatan jalan, di bawah lampu merah ramainya jantung kota, dia terus mengahantam es menggunakan pahat kayu.

Mulanya orang yang lewat hanya memandangi sepintas. Orang-orang yang duduk di mobil, entah itu sopir pribadi, sopir angkot, sopir bus. Bos yang duduk santai dalam kesejukan air conditioner memperhatikannya sebentar lalu kembali menunduk asyik dengan yang dipegangnya. Ibu yang mungkin hendak melahirkan terlupa sejenak  oleh sakitnya dorongan bayi dalam kandungan kemudian mengerang kembali.

Semua hanya memandang perempuan itu sekilas saja. Tak ada keingintahuan yang mendalam pada aktifitas persis di bawah lampu yang selalu dilihat pengguna jalan.

Perempuan itu memahat es dari bagian atas bongkahan balok. Dibentuknya bagian es sebuah bulatan menyerupai kepala manusia. Kikisan es yang jatuh mencair membuat sekeliling kakinya basah ditambah lagi matahari mulai turut ambil bagian pada proses pemahatan. Perempuan itu tak peduli, dia terus menggerakan pahatnya dengan cepat, tangan kanannya konstan memukul-pukul pahat.

Kecepatannya meningkat sejalan terik matahari. Leher kini telah menopang kepala.

Tak berapa lama di dekatnya berdiri seorang laki-laki yang tampak tertarik. Laki-laki itu membawa kamera dan mulai memotret perempuan pemahat es. Dia potret wajah perempuan itu. Dilihatnya hasil jepretan di layar kameranya. Kemudian dia mulai memilih angle. Dia berjongkok, menungging, tiduran mengarahkan lensa ke arah perempuan dan bongkahan balok es. Tangan sudah dibentuk.

Laki-laki itu merogoh kantongnya mengambil telepon seluler.
"Bos, kamu lagi di mana? Mendingan kamu segera meluncur ketempatku!"
"Emang ada peristiwa apa, bro?" Jawab laki-laki di seberang telepon.
"Sudah, kamu datang aja dulu. Ini bakal jadi berita hebat!" Seru laki-laki penelepon.
"Kirim dulu pengantarnya, bro, biar kunilai sehebat apa peristiwa yang menjumpaimu."
"Ok, bentar lagi kukirim fotonya, dan kau harus datang dengan perlengkapan penuh." Laki-laki itu memutus sambungan telepon. Dia mengarahkan kamera selulernya ke arah si perempuan pemahat es. Kemudian dia memencet tombol selulernya. Tak berapa lama muncul foto perempuan pemahat es di seluler temannya. "What the hell is this!" Laki-laki itu segera menelepon si pengirim foto, "Bro, aku langsung meroket ke situ. Tahan, bro, biar kubikin eksklusif!"

Laki-laki itu bergegas ke ruangan bosnya. Dia menunjukkan foto  kepada bosnya. "Ok, bikin livenya dan pastikan kita yang pertama. Lagian ga jauh dari kantor kita."

Sementara itu situasi perempatan telah ramai orang yang menyaksikan perempuan pemahat es. Rupanya laki-laki itu tak hanya mengirimkan foto kepada temannya, dia juga mengunggah ke akun twitternya. Unggahan foto bak undangan terbuka bagi setiap orang untuk menyaksikan peristiwa di bawah lampu merah jantung kota dan dalam hitungan menit telah menjadi trending topik nasional. Dia memberi caption fotonya 'Perempuan Es'.

Kemaluan yang dibentuk oleh pahat gadis itu menyatakan jenis kelamin. Seorang laki-laki telanjang. Air membasahi jalan di perempatan menegaskan warna pekat aspal.

Orang-orang yang berada di kantor dan perbelanjaan disekitaran perempatan mulai berhamburan keluar. Mereka beramai-ramai mengitari 'Perempuan Es'. Retweet foto itu kini mencapai ribuan dan terus bertambah. Perempatan itu lumpuh total. Kendaraan dari empat arah rapi berbaris. Semua orang di dalam mobil turun meninggalkan mobilnya demi menyaksikan 'Perempuan Es'. Polisi tak kuasa menghentikan peristiwa spontan itu bahkan mereka turut berkerumun. Orang-orang seolah lupa atau sengaja melupakan aktifitas yang sedang dijalani. Yang beruntung adalah mereka yang datang awal karena dapat berselfie berlatar 'Perempuan Es' dan langsung mempostingnya disemua akun media sosial milik mereka.

"Bos, kau di mana?" Tanya laki-laki pengunggah pertama foto 'Perempuan Es'
"Aku sudah di lokasi tapi ga bisa nembus kerumunan massa. Bro, ambil videonya, trus kirim ke kantorku, aku sama sekali ga bisa bergerak, nanti kukirim alamatnya. Permisi.. Permisi..Permisi.." Laki-laki itu menjawab telepon sembari berusaha menyusup keremunan tapi tak seorangpun mau membuka jalan. Yang dia dapat hanya tatapan jengkel sekelilingnya. Bahkan ada yang nyeletuk, "Mangkanya pake helikopter!"

Beruntunglah dia yang percaya dan langsung bergerak karena akan beroleh peristiwa. Tapi, lebih beruntung dia yang terus memandangi media sosialnya karena tanpa bergerak memperoleh peristiwa.

Di atas kerumunan itu helikopter berputar-putar.

Seorang laki-laki terbangun dari tidur demi menyaksikan gambar di televisi, seorang perempuan mencakari sebongkah balok es. Suara di televisi mengabarkan, telah terjadi kerumunan massa di sebuah perempatan jalan jantung kota. Kerumunan itu bukanlah demonstrasi atas melemahnya rupiah atau demo kenaikan upah atau demo naiknya harga barang kebutuhan pokok atau demo kisruh politik. Massa kira-kira berjumlah ribuan itu tengah menyaksikan seorang perempuan memahat bongkahan balok es menyerupai tubuh manusia. Berdasarkan foto yang beredar di jejaring sosial, perempuan yang belum diketahui identitasnya, memahat es menjadi laki-laki tanpa busana.

Perempuan itu terus menggunakan kukunya membentuk mata, hidung, jari-jari tangan, pusar, kemaluan, jari-jari kaki. Untuk melembutkan bentuk tatahan dan cakarannya dia memakai lidahnya. Dia jilati laki-laki es seperti anak kecil menikmati setangkai es krim. Matanya terkadang memejam seolah mendapatkan sensasi erotis dalam jilantannya.

Tak seorangpun menanyakan nama perempuan itu atau alasan apa sehingga dia berbuat demikian.  Atau, bagaimana perempuan itu membawa bongkahan balok es tersebut. Tak satupun yang mengenalnya. Orang-orang di dekatnya asyik merekam dan memfoto 'Perempuan Es' dan terus memposting ke akun media sosialnya sehingga mengangkat derajat trending topik nasional menjadi trending topik dunia. Komentar-komentar di media sosialpun beragam. Ada yang mencemooh cari sensasi. Ada yang memberikan jempol. Ada yang salut atas kreatifitas 'Perempuan Es'. Ada yang bilang gila.

Laki-laki es terus dihisap matahari dan dijilat perempuan itu. Posturnya mulai menyusut dan genangan air mulai membasahi aspal yang diinjak kerumunan. Tiba-tiba dia berhenti menjilati laki-laki es buatannya. Sejenak dipandanginya air yang mengalir di tubuh laki-laki es. Perlahan dia membuka kancing bajunya dan ditutupinya badan laki-laki es. Dia buka roknya dan ditutupinya kemaluan laki-laki es. Dia buka celana dalamnya dan dipakaikan ke kepala laki-laki es. Dia berdiri tanpa suara di samping laki-laki es yang terus menyusut.

Laki-laki di helikopter yang mengarahkan kameranya ke bawah terkesiap melihat pemandangan di lensa. Tiba-tiba selulernya berbunyi. Dia menyuruh teman yang terus menceritakan peristiawa itu dengan pengeras suara agar mengambilnya. "Ini dari bos." Katanya. "Jawab aja, aku ga boleh melewatkan ini"


"Cut.. Cuuuuut!" Seru sang penelepon.
"Kenapa ga di cut dari kantor aja." Keluhnya sambil mengembalikan telepon.

"Ah, iklan sialan!" Seru laki-laki di depan televisi.

"Bos, rekamannya udah kukirim ya"
"Ok, bro, walau ga bisa live yang penting ga ketinggalan." Jawab temannya yang terjebak di barisan belakang kerumunan. Matanya tersilaukan matahari ketika memandangi helikopter yang melaporkan secara live.

"Rekaman apa ini! Isinya cuman kaki-kaki kerumunan dan aspal yang basah! Dasar ..." Suara laki-laki memaki-maki di telepon. Laki-laki di seberang telepon hanya menunduk mendengar sumpah serapah di telinganya. "Dasar absuuuuud!" Dia teriak sambil menonton video kiriman bosnya. Tak ada lagi mata yang menatap jengkel. Suaranya pun tiada artinya dibanding suara kerumunan yang berteriak "Sialan!" dengan kepala-kepala menunduk menonton televisi dari selulernya.

'Hawa dan laki-laki es' menjadi trending topik dunia. Sejarah telah mencatatnya.




10 Maret 2015







No comments: